ANAK PANTI ASUHAN ST. ALOISIUS MADIUN
OUTBOUND DI CLAKET MOJOKERTO – JATIM
“Bravo Indonesia”, ini yel-yel yang selalu dikumandangkan dengan keras dan posisi tangan disamping sambil menggengam untuk mengawali atau mengakhiri kegiatan.
Pada tgl 8 dan 9 Maret 2009, anak-anak PA. St. Aloisius Madiun bergabung dengan Anak-anak PA. Bojonegoro dan anak-anak PA. Don Bosco Surabaya yang berjumlah 48 anak putra-putri setingkat SMP dan SLTA outbound di Wisma Claktet Indah, Mojokerto-Jatim. Bruder yang mendanpingi anak PA Madiun adalah Br. Yakobus, CS dan Br. Dedi, CSA. Kepanitiaan kegiatan ini oleh PA. Don Bosco, pelaksanaan dilapangan 0leh ID plus yang dipimpin oleh Bpk. Vincent Tony P. bersama All Trainernya sejumlah 11 orang.
Sasaran yang akan dicapai antara lain :
a. Agar anak-anak menjadi warga Negara Indonesia yang sejati tanpa membeda-bedakan SARA (suku, agama dan ras)
b. Agar belajar anak-anak berhasil maka harus bisa focus atau konsentrasi.
Kegiatan untuk menunjang sasaran diatas al :
A. Fun Games :
1. Say Bush 5. Tust Fall
2. Lets Friend 6. Safe Titanic
3. Tupai pohon 7. Brain Wash
4. Ular Balon 8. Simon Says
B. Cicuit Outbound :
1. Sungai beracun
2. Bola Gurita
3. Flying Fox
4. Pipa Bocor
Dalam kegiatan ini untuk menanamkan rasa Indonesia pada anak-anak, yaitu sebagai tanda kegiatan dimulai dengan upacara penaikan bendera Merah Putih dan diiringi lagu Indonesia Raya dan untuk mengakhiri kegiatan tandanya kalau bendera Merah Putih sudah diturunkan juga dengan uapacara penurunan bendera.
BRAVO INDONESIA……………… BRAVO INDONESIA…….
Oleh : Br. Yakobus, CSA
Selengkapnya...
Kamis, 26 Maret 2009
HOREEEE OUTBOND P A MADIUN
Selasa, 24 Maret 2009
EVALUASI RENSTA
EVALUASI RENSTRA KOM. RUTENG
Setelah berkeliling mengunjungi Kupang, Boawae dan Mbay, Br Agus sebagai wakil dari Dewan Umum berkesempatan menyampaikan general evaluasi terhadap Rencana Strategis yang dibuat oleh setiap komunitas kepada para Bruder di Komunitas Ruteng pada hari Senin, 16 Maret 2009 pukul 17.15 s/d 18.30 wita. Evaluasi yang diadakan bukan untuk menyoroti RENSTRA yang dibuat oleh masing-masing komunitas, melainkan lebih pada pemberian motivasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan berkomunitas (hidup rohani, kebersamaan, dan karya apostolis).
Selengkapnya...
PERTEMUAN YUNIOR
PEMURNIAN MOTIVASI
“Motivasi awal panggilan bisa berupa hal yang sepele atau sangat aneh, atau dapat juga berupa sesuatu yang luhur dan tinggi.
Motif-motif yang sederhana bahkan sepele tadi dapat menjadi landasan untuk digali, dimurnikan dan dikembangkan menjadi motivasi yang lebih kuat dan menjadi motivasi miliknya sendiri.” Demikianlah salah satu kutipan paragraf dalam paper yang disampaikan oleh Sr. Margareta, MC yang menjadi pendamping dalam Pembinaan Bruder Yunior di wilayah Flores yang mengambil tempat di komunitas Ruteng, pada hari Sabtu – Minggu, 14 -15 Maret 2009.
Lebih lanjut, Sr Margareta memberikan lima tips dalam memurnikan motivasi, yaitu:
a) mengenal dan mendalami motivasi awal,
b) menerima tawaran motivasi baru,
c) meningkatkan hidup doa dan discherment,
d) menantang motivasi yang tidak benar,
e) perlunya keterbukaan dan kejujuran terhadap tuntunan Roh.
Selengkapnya...
Rabu, 11 Maret 2009
Selasa, 10 Maret 2009
DOA
MENGALIR RAHMAT CINTA
Br. Lukas Suyanta CSA
Dari sumber puncak air mengalir
Melintasi sungai bebatuan kecil
Gemercik dan berbunyi nyaring
Membasahi dan menembus inti
Mengalir rahmat cinta Ilahi
Merasuk dalam jantung Hati
Mengungkap sikap pemberian diri
Penuh rela sebagai seorang abdi
Air tercurah memancarkan terang
Membawa jiwa raga terpesona
Karena cinta yang luar biasa
Membuat aku selalu bahagia
Melangkah dengan penuh semangat
Walaupun jalan menjulang terjal
Mengikuti arah penuh perjuangan
Sampai pada saat akhir zaman
Selengkapnya...
Senin, 09 Maret 2009
HUT
Senin, 9 Maret 2009 : 28th Anniversary Br Tarsisius
Bertepatan dengan hari libur Maulid Nabi, Br. Tarsisius boleh menyatakan syukurnya karena bisa merayakan HUT yang ke 28 bersama para Bruder, Suster dan Pastor di Komunitas CSA Ruteng dengan makan siang bersama.
Sebelum makan siang bersama, para Bruder, para Suster dan para Pastor yang tergabung dalam FKKR (Forum Komunikasi dan Kerjasama Religius) Distrik Ruteng mengadakan rapat pengurus di ruang bruderan bawah mulai pukul 10.30 wita. Agenda yang dibicarakan adalah persiapan para pendamping Sekami serta rencana pendampingan kaum muda yang indekost atau tinggal di asrama yang dikelola oleh awam untuk menanggapi maraknya kasus-kasus seperti seks bebas, peredaran narkoba, HIV/AIDS
Selengkapnya...
JADILAH SAKSI KRISTUS
Minggu, 8 Maret 2009 : “ Jadilah Saksi Kristus”
Tagline tersebut menjadi ungkapan yang tepat menggambarkan kehadiran karya Puslat PSE St. Aloisius di mana pada hari Minggu, 8 Maret 2009, seorang siswa pelatihan otomotif Puslat PSE bernama Febrianus Yohanes Liat Nama asal Adonara Kab. Flores Timur, mengikrarkan niat tulusnya dibaptis untuk menjadi penganut Katolik yang setia di hadapan Rm. Ardus Noveri, Pr di Gereja St. Mikhael Kumba, dengan didampingi Br. Matheus dan Br. Albert sebagai wali babtis.
Semoga dengan moment ini, para Bruder semakin termotivasi untuk mewartakan karya cinta kasih Allah dalam situasi konkret perutusan yang dijalaninya.
Selengkapnya...
REKOLEKSI
Para Bruder CSA dan Suster SND berkesempatan mengadakan rekoleksi bersama di Kapel Efata dengan pendamping Rm Herman Ando, Pr. Rekoleksi yang rencananya dilaksanakan per tiga bulan sekali tersebut dimulai tepat pukul 18.00 wita. Rekoleksi kali ini mengangkat tema: ”Tantangan Hidup Bersama di Dunia Modern”. Dalam renungan dan refleksi yang disampaikan Rm Herman Ando, beliau mengajak para Bruder dan Suster untuk lebih menekankan aspek persaudaraan dalam lingkup internal serta persaudaraan yang inklusif dengan orang-orang yang dilayani oleh karya para Bruder dan Suster di Puslat PSE Ruteng.
Usai makan malam bersama, acara dilanjutkan dengan Penyembahan Sakramen Maha Kudus, di mana masing-masing Bruder dan Suster diberi kesempatan menerima Sakramen Tobat secara bergiliran. Acara pada malam itu ditutup dengan pemberian Berkat Sakramen Maha Kudus pada pukul 22.30 wita.
Jumat, 06 Maret 2009
SEJARAH BERDIRINYA KOMUNI TA S R UTENG
BAB I
LATAR BELAKANG BERDIRINYA KOMUN1TAS RUTENG
1. Keadaan Umat Katolik
- Pada Th.1950 umat katolik di Flores ada sekitar 435.000 orang dengan jurnlah Iniarn yang ada sekitar 135, sehingga tiap irnam mendampingi urnat sekitar 3200 orang dengan lokasi yang sulit dijangkau dengan kendaraan.
- Pada Th 1960 umat katolik di Flores berkembang menjadi sekitar 598.000 orang, flap ünam mendampingi sekitar 3200 orang, meskipun jumlah imam bertambah tetapi umat juga berkembang sehiugga tenaga imam masih kurang.
- Untuk mendampingi umat, imam membutuhkan tenaga awarn yang berpendidikan Katekis tetapi saat itu belum ada. Dengan demikian timbul kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka harus ada sekolali yang mendidik calon Gum Agama.
2. Kebutuhan Masyarakat dalam hal Pendidikan.
- Sampai pada Th. 1945 jumlah sekolah di Flores dan
- Pada Th 1950 Sekolah Rakyat 6 tahun ada 34, jml sekolah seluruhnya termasuk Sekolah Lanjutan ada 311 di seluruh daratan Flores dan Timor. Path tahun 1953 S.G.B. didirikan di Ruteng oleh para Pater SVD. Tahun 1957 berkembang lalu berdini SGA di tempat yang sama, kemudian nama berubah menjadi SPG Tubi Ruteng.
- Untuk mengatasi kesulitan para imam dalarn mernbma umatnya karena belum ada Katekis yang pendidikannya memadai, maka tahun 1958 para Uskup NTT mengadakan pertemuan di Ledalero untuk mengambil keputusan membuka Kursus Katekis di Ruteng. Sebagai Stimulatornya Mg.W.v.Bekum,AP, Vikaris Ruteng, beliau adalah Uskup yang ditahbiskan pertama kali untuk NTT. Tetapi hal im masih inengliadapi kesulitan karena tanaga pengajar Kursus Katekis belum ada, para pater masih menangarn SPG Tubi. Untuk mengatasi kesulitan mi maka pertengahan tahun 1958 Mgr. W.v.Bekurn, AP minta bantuan kepada para Bruder CSA di Surabaya untuk membantu menangam SPG Tubi di Ruteng Flores NTT yang waktu itu ditangani oleh P.HLornen SVD dan PJ.v.Roesmalen SVD. Maka pada tahun 1958 Para Bruder CSA mengambil alth Pimpinan Sekolah dan Asrama SPG/SGA yang sebelumnya dipimpm oleh kedua Pater SVD tersebut, dan kedua Pater mi akan menangani Kursus Pendidikan Katekis yang akan dibukanya.
3. Kehadiran
- Path Bulan Agustus 1958, para Bruder CSA datang di daratan
4, Peranan Para Bruder CSA
-
- Path tahun 1960 itu juga Kementrian P dan K memutuskan bahwa semua WNA tidak diperbolelikan mengajar di Sekolah Rakyat dan Sekolah Lanjutan. Oleh karena keputusari tersebut berhubung para bruder yang tugas di Ruteng waktu semua WNA maka dibebaskan mengajar di SPG Sloysius. Dengan adanya aturan tersebut maka para bruder diperbantukan untuk menangam KPK sebagai tenaga pengajar sehingga KPK yallg semula menghadapi kesulitan tenaga pengajar bisa berjalan kembali. Peranai’i para Bruder CSA di KPK sangat besar karena berkat bantuan tenaga pengajar dan para bruder maka KPK bisa berjalan terus hingga sekarang, yang semula namanya KPK sekarang berubah nama dengan STIKIP Santo Paulus Ruteng.
II. TAI-IUN BERDIRINYA KOMUNTTAS RUTENG
- Path tahun 1958 Ice empat bruder datang di Ruteng
- Dua puluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1980 rumah biara yang ke dua dibangun dengan lokasi di bagian atas rumah lama dengan bahan semen/tembok yang hingga saat mi dthuni oleh para bruder yang berkarya di Ruteng.
111. BRUDER YANG BERKARYA DI RU’TENG
PIMPINAN KOMUNI TA
1. Th. 1958 - 1964 : Br. Aufridus Kempers
2. Th. 1964 - 1978 : Br. Gondulfus Post
3. Th. 1978 - 1983 : Br. Thomas Voets
4. Th. 1983 - 1985 : Br. Agustinus Suroso
5. Th. 1985 - 1987 : Br. Leo Sriwidodo (keluar)
6. Th. 1987 - 1994 Br. Thomas Voets
7. Th. 1994 - 1997 : Br. Heribertus S
8. Th. 1997 - 1999 : Br, Dismas Sama
9. Th. 1999 - : Br. Modestus R
PER AN PARA BR UD ER WAKTU ITU
1. Tahun 1958 :
Br. Aufridus = Pimpinan Komumtas, membma
- Praktek Mengajar di STIKIP.
- Br. Bemdiktus = Memberi kuliah di KPK/STIKIP tentang Liturgi., mendampingi Asrama Mahasiswa PK/STIKIP yang ditapkan di Asrama SPG.
Br. Gondulfus = Mengajar teori dan praktek musik serta Bhs lnggris di KPK/STIKIP.
- Menjadi Bapak Asrama SMP (Yayasan Pembangunan Pendidikan Manggarai I ‘[PPM)
- Jesualdus = Melatih sepak bola dan Sandiwara di KPKISTIIKIP. Sandiwara yang pernah pentaskan dengan judul “Sayap Bernyala” konon kabamya sandiwara mi bisa memukau penonton dan Brudernya ikut berinain,
Tahun 1960 :
- Br, Babtisia = Mengajar Kateketik dan praktek mengajar di KPK/STIKIP.
Tahirn 1968 :
- Br. Thomas Voets= Pembimbing Praktek dan Dasar Katekis, Psikologi di KPKJSTIKTP, Pimpman Komkat Keuskupan Ruteng.
BAB II
TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP KARYA CSA DI RUTENG
MANGGARAI
A. Latar Belakang.
Pulau Flores merupakan daerah Misi yang amat baik dan main. Terdapat karya Misi yang dilakukan dan dikembangkan oleh beberapa Tarekat, Kongregasi maupun Ordo, baik para Suster, Imam dan para Bruder. Karya IVlisi yang dikernbangkan kebanyakan lebib pada pelayanan kemanusiaan, pendidikan dan pelayanan umat. Secara khusus karya yang dikembangkan oleh para Bmder Santo Aloisius yang ada di Ruteng adalah pendidikan kaum muda, misalnya pendidikan di sekolah-sekolah seperti; Sekolah Dasar ( SD), Sekolah Menengah ( SMP), Sekolah Pendidikan Guru Agama ( SGA) selain karya lainnya seperti asrama yang merupak.an salah satu bentuk pendampingan kaum muda.
Karya Pendidikan yang dikelola oleh para Bmder Santo Aloisius bercirikan Katolik, pendidikan di sekolah dengan menanarnkan nilai-nilai Kristiarii. Pada waktu itu meskipun karya Misi yang ada di Pulau Flores telah berusaha dengan tak putus-putusnya untuk mengupayakan dan mengatasi kekurangan tenaga guru yang dapat mengajar di sekolah-sekolah sejak tahun 1949 namun baru dalam tahap rintisan, Bersama Bruder Valens CSA yang sekarang telah almarhum, path waktu beliau menjabat sebagai Vikarius Bruder-bruder Santo Aloisius di Indonesia. Beliau memiliki perhatian yang amat besar terhadap karya-karya Misi, yang ingin dikembangkaimya, berkat pethatian dan usaha yang gigih cita-cita yang amat hthur itu, setelah lama melalui pertimbangan-pertimbangan dengan dukungan Geraja dan masyarakat serta didorong oleh kebutuhan yang aniat mendesak path zaman itu, barulah gagasan yang dicita-citakan amat mendesak path zarnan itu, barulah gagasan yang dicita-citakan bersama dapat direalisasikan dengan didirikannya gedung sekolah untuk pendidikari Guru Agama ( SGA ) pada Tahun 1958.
Dengan jumlah Bruder yang menagani SGA dan Asrama path waktu itu berjumlah 5 Bruder, mereka berkarya sebagai tenaga pendidik sekaligus mengelola sekolah dan asrama. Selain mengajar para siswa calon guru Agama, mereka itu juga bekerja giat bukan saja sebagai guru, melainkan mencurahkan tenaganya pada pembentukan siswa yang Iebih tinggi, tangguh dan siap pakai menjadi pelayan umat sebagai Katekis mereka yang telah lulus SGA selain guru nantinya.
Berkat kegigihan dan kepercayaan yang tinggi untuk bekerja di ladang Tuhan, menyampaikan kabar kasth damai karya para Bruder di Diosis Keuskupan Ruteng berkembang dan memberikan hasil yang mengagumkan, juga atas dukungan Masyarakat dan Gereja.
KEBERADAAN KARYA
Kota Ruteng dengan alamnya yang selalu luau dengan curah hujan yang cukup tinggi dibandingkan daerah sekitarnya, dengan udara yang sejuk dengan ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut, di kota inilah didrikan rumah biara sebagai kornunitas yang paling bani pada waktu itu. Komumtas mi dengan karya utamanya karya pendidikan dan asrarna.
PENIDIDIKAN GURU AGAMA
Sekolah Guru Agama ( SGA ) merupakan satu-satunya sekolah pendidikan Guru Agarna Katolik yang memiliki pengaruh amat positif dan besar sumbangsihnya terhathp perkembangan dan kemajuan Masyarakat dan Gereja di
Hal mi rnenbdapat tanggapan serta dukungan yang tinggi dan masyarakat terhathp keberadaan SGA dan asrama yang dikelola oleh para Bruder Santo Aloisius yang ada di Ruteng. Adanya siswa yang cukup tmggi minatnya untuk masuk SGA dengan jumlah anak asrama yang melimpah menipakan bukti bahwa karya pendidikan calon guru pada waktu itu mempunyai peranan sangat penting bagi perkembangan masyarakat Ruteng.
Tidak hanya itu saja, Sekolah pendidikan Guru Agama yang dikelola oleh para Bruder Santo Aloisius Ruteng telah banyak melahirkan liusan yang tangguh dan berhasil ikut mengembangkan Masyarakat da Gereja, beberapa dan mereka yang dididik sebagai alumrn di SGA menjadi orang-orang penting, baik dalam pemerintahan maupun dalam Iingkungan Gereja, sebagai kepala pemerintahan seperti menjadi Bupati, Pastur, Bruder, dan masih banyak lainnya.
Perkembangan maupun perubahan karya para Bruder Santo Aloisius kbususnya yang ada di Keskupan Ruteng saat mi terus diupayakan selaras kebuhan dan lajunya zaman, hal im untuk menjawab dan menanggapi mtuhan terkini di segala bidang yang semakin menglobal. Alternatif dan bentuk karya baru merupakan usaha terus-menerus dalam mengupayakan pelavanan kemanusiaan.
BAB III
TANTANGAN YANG DIHADAPI
Mulai berdirinya hingga sekarang para Brnder Santo Aloisius niengalami kemajuan yang cukup berarti dimana mendirikan snafu karya pasti niendapat tantangan yang tidak sedilcit, Mulai dan awal mula berdirinya para Bruder pertarn harus mencari tempat untuk mendirikan sekolah dan asrama yang akan dikelolanya. Path awal mulanya memiliki sebuah gedung yang sanagt sederhana di Tubi kemudian berangsur-angsur berkembang menjadi bangunan yang lebih baik. Berkat partisipasi dan dukungan dan Keuskupan dan dan urnat maka SGA bisa berdin meskipun tenaga pengajarnya sangat terbatas.
Sejak SPG ditutup oleh pernenntah tahun 1990 maka para bruder mulai merangkak dan meraba mencari alternatif karya yang mungkin bagi masyarakat di Manggarai. Sernula Bruder Thomas Voets dan Bruder Vmsensius mengurus akta menjadi PGSD, hal mi sudah disetujui oleh DEPDIKBIJD Tmgkat I di Kupang namun setelah dipertimbangakan lagi maka PGSD tithk jadi dan ditolak oleh Bruder Thomas Voets dan bruder yang lain. Barulah setelah senggang waktu tertentu, kurang lebih 3,5 tahun mengalarni kevakurnan dimana gedungbekas SPG yang megah tidak berfungsi, maka para karyawan pun juga merasa bingung dan man dikemanakan.
Setelah adanya keputusan bahwa SPG Tubi berubah menjadi PUSLAT PSE dirnana sebagai sarana pendidikan kaum muda putus sekolah. PUSLAT PSE tersebut dibawah Yayasan Solidantas yang berkedudukan di Ruteng dan diketuai oleh Br, Thomas Voets. Tantangan yang dialami ketika PUSLAT PSE berdiri tidaklah sedikit. Bemiula dan ketiadaan dana yang memadai dan tenaga-tenaga pengajar yang sangat minim kurang sekali mendukung adanya PUSLAT PSE. Namun berkat kerja keras dan disiplin yang tinggi dan para Bruder Santo Aloisius dan para karyawan eks SPG maka PUSLAT PSE tersebut sudah berhasil meluluskan hampir 300 anak putus sekolah di hampir seluruh daratan NTT.
Tak hanya benturan dana yang menjadi tantangan juga adanya ammo masyarakat yang kurang memahami pola pildr praktis dan efektif. Masyarakat menyepelekan dengan adanya pendidikan Kursus. Mereka barangkali merasa gengsi untuk Kursus toh di kampung mereka juga mengalarni hal yang sama
(tidak ada hal yang bani) misahiya : pertaiian, peternakan, memasak atau perbengkelan.
Tantangan tersebut tidaklah menggoyahkan tekad dan kemauan para Bruder CSA untuk tems maju dan berjuang demi keluhuran Tuhan dalarn Karya Apostolis Aktif. Sejak berdmnya tahun 1993 hingga sekarang mengalarni pasang sumt jumlah siswa yang berminat. Kebanyakan dan mereka adalah kalangan menegah ke bawah yang kurang mampu secara sosial
masyarakat dan gereja. Demikian karya cli Komunitas Ruteng menuntut kepekaan dan keaktifan dan para Bnider CSA di thiam membaca tanda-tanda zaman, sehingga karya yang ditangani dibutuhkan dan dapat menaggapi kebuluhan. Sejauh mi perkembangan karya di Ruteng banyak mengalarni perubahan-perubahan, baik itu pembahan secara fisik niaupun perubahan jerns karya, misalnya dan formal menjadi non formal. Hal mi disebabkan mengingat situasi dan kebutuhan masyarakat yang menuntut jerñs karya yang dapat menanggapi kebutuhan masyarakat Ruteng - Manggarai.
1. BERDIIUNYA KARYA DI KOMUNITAS RUTENG
Menanggapi kebutuhan dalam bidang pendidikan masyarakat dan gereja, diutuslah beberapa bruder CSA untuk datang di daratan Flores. Kehadiran para bruder ( yang waktu itu masih bruder-bruder Belanda ) disambut antusias baik dan pihak masyarakat maupun gereja. Terlebih juga keadaan dan situasi di Fl ores waktu itu masih sangat minim, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang pembmaan mental kerohanian, maka path bulan Agustus 1958 para bruder mulai berkarya dan menangaiii sekolah dan asrama yang waktu itu dikelola oleh pater-pater SVD. Path tahun itulah para bruder menangarn dengan sepenuhnya. Sekolah dan asrania yang semula dikelola dan didirikan oleh ppater-pater SVD. Path waktu itu masih bernama SGB ( Sekolah Gum Bawah). Seiring dengan perkembangan zaman, sekolah yang semula bemama SGB bembah menjadi SGA ( Sekolah Guru Alas).
Pada tahun 1968 karya sekolah yang ditangani oleh para bruder CSA dikenal dengan SPG Tubi dan kemudian SPG St. Aloisius. Dalam perkembangan selanjutnya, karya yang ditangani oleh bruder CSA mengalami perkembangan yang positif, baik itu perkembangan jumlah murid, mutu/kualitas pendidikan dan pembinaan maupun perkembangan secara fisik ( gedung, sarana dan prasarana). Hal ini juga dibuktikan dan banyaknya siswa yang ingin masuk ke sekolah yang dikelola oleh para bmder, Terlebih juga seleksi dan calon siswa SPG begitu ketat dan selektif, sehingga hanya mereka yang berintelektual tinggi yang dapat diterima masuk ke SPG.
Dalam bidang pendidikan, SPG Tubi Ruteng setiap tahun dapat mencetak tenaga-tenaga guru yang terampil dan berkualitas. Mereka tidak hanya dibekali teori di sekolah, tetapi para bruder juga mengadakan pembinaan-pembinaan mental keroharnan di asrama SPG waktu itu. Para bruder yang pernah barkarya waktu itu adalah Br. Gondulfus, Br. Aufridus, Br. Yesualdus, Br. Aquino, Br. Babtis, Br. Benediktus, Br. Thomas, Br. Agustinus, Br. Vinsensius dan Br. Frans Wagiyo, Br. Kosmas. Perkembangan itu juga ditujukan dengan menmgkatnya jumlah calon siswa yang masuk, baik dan daerah Manggarai maupun di luar Manggarai. Terlebih juga daya tampung asrarna yang tematas, sehingga bagi mereka yang tidak dapat masuk asrama harus tinggali’kost di luar.
- LATAR BELAKANG DIDIRIKANNYA JENIS KARYA BARU.
Pada Tahun 1991, atas kebijaksauaan pemerrntah pusat, SPG ditutup. Alasan ditutupnya SPG karena m.enjadi pendidik tidaklah cukup hanya tamat SPG tetapi perlu tarnat perguruan Tinggi, minimal D2 untuk menjadi guru SD. Hal inilah yang merijadi keprihatman bagi pthak gereja maupun masyarakat, terlebth bagi para bruder CSA. Patut disayangkan bagaimana SPG waktu itu
ekonomi. Naniun para bnider Santo Aloisius tidak hanya dim saja namun berusaha memberdayakan mereka dengan pelbagai macam cara demi kemajuan perekonomian mereka.
BAB IV
SEMANGAT M1SIONER DART AWAL MULA SAMPAI SEKARANG
Semangat misioner para bruder dan awal mula berdirinya komurntas Ruteng sarnpai sekarang, pada tahun 1980 karya misioner mereka tidak terlepas dan vlsi dan misi tarekat CSA, para Bruder Belanda berjuang untuk mengatasi kebodohan kaum muda khususnya dalarn bidang pendidikan nielalui sekolah, asrarna yang bertujuan untuk mendidik kaum agar dapat menjadi manusia yang mandiri dimasa yang akan datang. Disamping itu juga para bruder Belanda dapat melibatkan din atau ambil bagian dalarn kegiatankegiatan geraja, membantu dan memberikan perhatiannya bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan dalain masyarakat sekitar. Para bruder juga ikut ambil bagian dalam karya misi keuskupan, katekese dan pelbagai macam ketrampilan yang dapat diberikan kepada kaum muda. Para bruder dapat mendidik dan mengajar kaum muda dalam bidang formal sampai path tahun 1990.
MASA PERALIHAN
Tahun 1991 SPG Tubi ditutup dan saat itu menjadi tanda tanya bagi para bruder untuk para kaurn muda. Apakah para bruder tetap inendidilc kaum muda thiam bidang formal atau tidak. Saat itu juga banyak sorotan dan pemerintah dan masyarakat agar SPG Tubi dialihkan ke pendidikan SMA atau SMU. Tetapi thiam perkembangan dan pertimbangan selanjutnya para bruder tidak ingin menciptakan manusia penganggur terutama bagi kaum muda karena dalam permenungan para bruder tetap menjalankan karya dalam jalur vlsi dan misi CSA yaitu tetap memberdayakan kaum muda dengan jalan mendirikan pendidikan non formal dengan narna Yayasan Solidanitas yang menbawahi PUSLAT PSE Santo Aloisius yang merniliki Unit Pertanian, Peternakan, Bengkel Kayu, Produk Semen, Menjahit dan Memasak. Tujuan dan diadakannya PU SLAT PSE adalah untuk melatih kaum muda agar dapat mandini temtama bagi mereka yang kurang mampu dan tidak berdaya dalam masyarakat. Dengan dibekali pengalaman-pengalaman yang bersifat rohani agar kaum muda agar lebib dewasa dan mandirl dalain masyarakat.
BABV
PERKEMBANGAN KARYA DARI TAHUN KE TAHUN
Seiring dengan perkembangan waktu dan zaman , karya di komurntas Ruteng juga mengalami banyak perkembangan dan perubaha sesuai dengan situasi dan tuntutan kebutuhan masyarakat Ruteng. Setumt kharisma pendiri CSA adalah bahwa mereka membaca tanda-tanda zarnan dengan mata irnan, menemukan kebutuhan masyarakat dan gereja yang belum ditanggarn orang
mengalami nasib yang kurang balk. Setelaah SPG dibubarkan, mulailah anggota komunitas Ruteng secara proaktif mencari bentuk alternatif yang sekatrang dikenal dengan nama PUSLAT PSE SANTO ALOISTUS. Semenjak ditutupnya SPG Tubi, para bnider di komumitas Ruteng secara proaktif mencari bentuk karya yang cocok sesuai dengan kebutuhan masyarakat Manggarai. Sampailah pada pembicaraan dengan Dewan propmsi waktu itu menyeetujui adanya karya yang baru adalah pendidikan nonformal. Dewan propmsi meneliti dan mengadakan survei dengan akan didirikannya pendidikan tersebut. Melalui penelitian dan lebih intensif maka disetujuilah program pelatihan kerja atau kursus ketrampilan bagi anak-anak putus sekolah. Hal mi sangat cocock dengan situasi sosial ekonomi di Manggarai dan berdasarkan data dan Kantor daerah bahwa angka pengangguran memang menungjukan grafik yang makin nieningkat dan tahun ke tahun.
Menurut Br. Thomas berdasarkan penelitian bahwa 20 % dan siswa tamatan SLTA yang rnclanjutkan ke PT sedangkan 80 % kembali ke kampung dan tidak memiliki ketrampilan apaapa. alahan dapat menjadi beban masyarakat. Maka atas pesetujuan Bapak Uskup. Pemerintah dan didukung masyarakat , Bapeda sampailah pada jenis karya baru yaitu pendidikan nonformal. Jelas hal mi pemenintah daerah dan gereja sangat mendukung kebaradaan PUSLAT PSE mi dengan bukti bahwa mereka mau memberi bantuan pikiran dan tenaga.
- BERDIRINYA PUSLAT PSE ST. ALOISIUS
Pada tahun 1993 Puslat Pse dan Efata St. Aloisius mulai difungsikan. Para peserta angkatan pertama dengan jum]ah siswa 40 peserta. mulai menjalani kursus di Puslat Pse. Beberapa ketrampilan yang dibuka waktu itu adalah Menjahit, Memasak, Pertanian, Pacternakan, Prdduk Semen. dengan dukungan dan dan Misereor, kursus itu dapat berjalan dengan lancar dan baik. Sarnpalah pada sekitar bulan Mci 1994 berdirinya Puslat Pse secara resmi dibukaldiresmikan. oleh Gubernur NIT. Seiring dengan perkembangan kota Ruteng dan kehidupan sosisal ekonomi dan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan terbatasnya tenaga akhli maka Puslat Pse mulai mencari tenaga dan luar dan merekrut beberapa biarawati untuk menjadi tenaga endidik di Puslat Pse.
4.
a. Melatih para pemudalpemudi putus sekoiah, kelompok generasi muda, karang taman dil guna mempensiapkan din menjadi wiraswastawan man din dalam semangat “bersama orang kecil”
b. Membekali peserta kursus dengan sejumlah pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka membantu program pemerintah untuk meningkatkan tarafhidup dan menciptakan lapangan kenja bagi dirinya sendini maupun masyarakat.
c. Membekali peserta kursus dengan sejumlah pengetahuan dan ketrampilan, agar mampu menjadi pendarnpmg di dalam kelompok masyarakat.
5. PAKET DAN KEGIATANNYA.
a. PAKET A Meliputi, bidatig pertanian, petemakan.
- Praktek pemeliharaan bibit ayam petelur
- Praktek perneliharaan ay potqg
b. PAKT B meliputi bidang perukangan dan Produk semen.
- prakiek pertukangan dg akiat-alat sederhana.
- perkenalan proses produksi kayu dengan mesm produksi
- praktek produksi semen: batako, bata bunga, Pilar hias, genteng, dli.
c. PAKET C menjahit dan memasak.
JUMLAH PESERTA KURSUS DARI TAUH KE TAHUN
1. Angkatan I Tahun 199311994 jumlah siswa 40 orang
2. Angkatan ilTahun 1994/l995jumlah siswa 41 orang
3. Angkatan Hi Tahun 1995/l996jumlah siswa 57 Orang
4. angkatan IV Tahun 1996/1997 jurnlah siswa 25 orang
5. Angkatan V Tahun 1997/1998 jumlah siswa 34 oraiig
6. Angkatan VI Tahun 1998/1999 jumlah siswa 31 orang
7. Angkatan VII Tahun 1999/2000 jurnlah siswa 21 orang
8. Angkatan VIII Tahirn 2000/200 1 jumlah siswa 30 orang.
BAB VI
TANGAPAN MASYARAKAT TERHADAP KARAYA
I. TANGGAPAN DARI P. HORS BAUM, SVD
Adanya Bnider CSA di Ruteng sejauh dirasakan memang saigat mendukurig dan membantu karya para Pater waktu itu SVD, untuk di ota Ruteng maupun di pelosok-pelosok, terlebih oleh perân serta Br. Thomas sebagai Katekis.
Dan keberadaan SPG, yang dulu SGB memang sangat handal dan bennutu, terbukti dan alumnus SGB yang sekarang menjadi guru-guru di manggarai m.aupun di luar Manggarai, bahkan dan para alumnus ada yang menjadi Kepala Kantor -Kepala Kantor, bahkan yang sekarang menjadi Bupati Kepala Daerah.
Dengan kehadiran Br. CSA diRuteng juga membawa dampak positif yang amat besar dalam arti sudahbanyak warga sebagai alumnus SGB/SPG Tubi menjadi orang-orang terpandang dan disegani oieh masyarakat. Mereka menjadi perangkat desalpemerintahan bahkan menjadi perangkat keuskupan, seperti imam-iniam, baik projo maupun ordo/serikat.
Mereka sangat terkesan dengan gaya kepeudidikan Para Bruder CSA, seperti kehidupan asrama, pendampmgan anak-anak sekolah, yang waktu itu dirasa keras, disiplm mati, tetapi sekarang setelah dewasa dan menjadi orang tua, merasa sangat berrnanfaat bagi kehidupan bermasyarakat.
Tanggapan dan Rm. Mathias, Pr sebagai alumnus dan imam, talc jauh beda dengan tanggapan P. Hors Baum, SVD. Tanggapan dan Pak Thomas Didimus, pegawai DEPDLKNAS Manggarai, juga talc jauh beda dengan di atas. Juga tanggapan dan Pak Yohanes Fredy Wijaya, sebagai alumnus SMP Tubi dan anak didik Br. CSA di SMP Tubi itu, juga tak jauh beth.
ip
VIKARIS APOSTOLIK RUTENG Ruteng, Februari 1959
LORJS
KONTRAK
Yang bertandatangan di bawah mi, Mgr.W.Van Bekkum, Vikaris Apostolik Ruteng dan Br. Valens, overste kongregasi bruderbruder St. Aloisius sepakat, bahwa pihak pertama yang disebut di atas menyerahkan gedung SGA/SGB di TubifRuteng kepada pihak kedua yang disebut di atas, dalam keadaan gedung-gedung berada pada saat penyerahan berdasarkan pembayaran 300.000 gulden Be1nd kpadi prokurtor misi di Teteringn.
Semuanya mi dengan syarat, bahwa gedung-gedung tersebut tidak pernah boleh diserahkan kepada pihak ketiga, kecuali dengan persetujuan keduabelah pihak.
Overste misi bruder-bruder Vikaris Apostolik Ruteng
Kongregasi St.aioisius
Tdt. tdt
Br. Valens Mgr. W. Van Bekkum
Catatan 300.000 gulden Belanda thn 1959 saat mi kira-kira sama dengan 1.000.000 gulden Belanda.
Rabu, 04 Maret 2009
SELAMAT DATANG
Bertepatan dengan hari ulang tahun tarekat para Bruder St. Aloysus, sore hari jam 15.30 dua bruder novis masuk halaman bruderan komunitas Madiun. Mereka disambut dengan ramah oleh bruder Pimpinan Komunitas Br. Aleks, sedangkan para bruder lain masih istirahat. Dua bruder kita ini hadir di komunitas Madiun dalam rangka melihat, mengalami hidup berkomunitas. Mereka adalah Br. Kristian, CSA dan Br. Bonaventura, CSA. Selanjutnya mereka akan bergabung dengan komunitas Madiun selama 2 bulan yaitu sejak 1 Maret 2009 - 30 April 2009. Pengalaman dalam satu hari akan dituangkan dalam buku refleksi pribadi pada malam harinya. Selain mereka melihat dan mengalami mereka juga akan diberi kesempatan untuk belajar beberapa hal praktis seperti pendampingan anak asrama dan panti, mendalami ketrampilan penggunaan komputer. Selamat datang Bruder mari kita hidup, belajar dan karya bersama. Selengkapnya...